Saat berada di pelabuhan kamu dapat melihat beragam jenis kapal yang ada dan melaju dengan kecepatan berbeda.
Perhatikan gambar berikut!
Gambar 1 Kapal tanker yang akan berlabuh (sumber: cnnindonesia.com)
Gambar 1 Kapal nelayan yang akan berlabuh (sumber: cnnindonesia.com)
Jika kedua kapal ini memiliki kecepatan yang sama (v kapal tanker = v kapal nelayan ) kira-kira yang manakah yang paling sulit untuk berhenti? Ya betul, tentu saja kapal tanker yang akan lebih sulit berhenti daripada kapal nelayan. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Fenomena di atas bisa kita jelaskan dengan konsep fisika, khususnya konsep momentum.
Apa Itu Momentum?
Kita semua tahu bahwa benda akan bergerak jika ada gaya yang bekerja padanya. Gaya sendiri dipengaruhi oleh massa dan percepatan. Lalu pada konsep momentum dipengaruhi oleh besaran apa ya? Bahas pengertiannya dulu yuk.
Momentum didefinisikan sebagai ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda. Perhatikan kembali ilustrasi antara kapal tanker dan kapal nelayan yang akan berlabuh. Kapal tanker dan kapal nelayan memiliki massa yang berbeda, biasanya massa kapal tanker sekitar 300.000 ton berbeda dengan kapal nelayan yaitu sekitar 10 hingga 50 ton. Berdasarkan konsep momentum, kapal tanker akan sulit untuk berhenti dibandingkan dengan kapal nelayan saat keduanya memiliki kecepatan yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan kapal tanker dibandingkan kapal nelayan karena massa kapal tanker lebih besar daripada massa kapal nelayan ( m kapal tanker> m kapal nelayan), sehingga menyebabkan momentumnya lebih besar. Hal ini menunjukan bahwa
p~m
Momentum benda (p) berbanding lurus dengan massanya (m). Semakin besar massa benda maka momentum yang dimiliki benda tersebut semakin besar. Sehingga semakin semakin sukar untuk dihentikan.
Apakah yang mempengaruhi besar kecilnya momentum hanya massa saja?
Ternyata kecepatan juga mempengaruhi momentum juga loh, kok bisa? Yuk simak penjelasannya!
Selain massa ternyata kecepatan juga berpengaruh terhadap momentum yaitu semakin cepat gerakan suatu benda maka momentumnya juga semakin besar dan semakin sukar pula untuk dihentikan. Perhatikan gambar berikut!
Gambar 3 Tendangan bola dalam adu penalti membutuhkan kecepatan yang tinggi (sumber: Kompas.id)
Adu penalti sering dinilai untung-untungan belaka. Namun, dalam konsep fisika itu tidak sepenuhnya benar. Dalam adu penalti sepak bola, konsep momentum memainkan peran penting dalam keberhasilan atau kegagalan dari sebuah tendangan penalti. Ketika seorang pemain mempersiapkan tendangan penalti, maka ia mencoba untuk memberikan momentum sebesar mungkin pada bola agar bisa melewati kiper dengan cara memberikan kecepatan tinggi dan mengarahkan bola ke sudut yang sulit dijangkau oleh kiper sehingga bola sulit untuk dihentikan. Berbeda apabila penendang tidak menendang bola dengan kecepatan yang kecil maka kiper akan lebih mudah membaca pergerakan bola sehingga kemungkinan untuk menghentikan bola oleh kiper jauh lebih besar. Hal ini menandakan bahwa semakin besar kecepatan suatu benda, maka semakin sulit benda tersebut dihentikan sehingga dapat disimpulkan:
p~v
Berdasarkan analisa di atas momentum (p) ternyata berbanding lurus dengan massa dan kecepatan sehingga dalam persamaan matematis momentum dapat kita tuliskan sebagai berikut.
p=mv
Keterangan
p = momentum (kgm/s )
m= massa benda (kg)
v= kecepatan (m/s)
Peristiwa momentum banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan video di bawah ini
Video 1. Ilustrasi keadaan kendaraan di lampu merah
Momentum diperoleh dari hasil besaran skalar massa dengan besaran vektor kecepatan sehingga momentum termasuk besaran vektor. (Paul, 1991)
Sebuah besaran fisika disebut sebagai besaran vektor dicirikan dengan nilai dan juga arah kemana besaran fisika tersebut menunjuk. Pada kasus satu dimensi, persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk 𝑝=𝑚𝑣, tanpa notasi vektor karena untuk kasus satu dimensi notasi vektor yang menitikberatkan mengenai arah vektor memang biasa tidak ditulis, dimana fungsinya dalam menunjukkan arah akan diwakili oleh tanda, yaitu tanda positif (+) atau negatif (–) yang disertai dengan perjanjian tandanya. Misalnya bila tanda positif menyatakan arah ke kanan, maka tanda negatif menyatakan arah ke kiri atau bila tanda positif menyatakan arah ke atas, maka tanda negatif menyatakan arah ke bawah, dan lain-lain (Supardi, Poerwono, Kaban, & Cahyati, 2021).
Gambar 4 Ilustrasi sebuah mobil dan motor dalam satu momentum sistem (sumber: canva.com)
Jika sebuah mobil mempunyai momentum p1 dan sebuah sepeda motor mempunyai momentum p2 maka:
p1 = mv1 p2 = m(-v2)
Sehingga total momentumnya yaitu
P = p1+p2
Masalah yang terdapat dari peristiwa di atas adalah mengapa bola voli lebih sakit daripada bola tenis, dan apakah bisa bola tenis lebih sakit daripada bola voli ketika dijatuhkan.
Informasi yang dapat di ambil dari permasalahan yang ada di atas bisa kita lihat dari gambar yang tertera dalam soal yaitu:
mvoli = 260gr = 0,26kg
mtenis = 80gr = 0,08kg
vvoli= vvoli = 5m/s
Konsep yang berhubungan dengan ilustrasi di atas adalah konsep momentum. Momentum merupakan ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak suatu benda. Secara matematis momentum dapat dituliskan sebagai berikut.
p=mv
Keterangan :
p = momentum (kg m/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
Hal ini disebabkan karena momentum bola voli lebih besar daripada bola tenis. Ketika kedua bola jatuh pada ketinggian yang sama kecepatan jatuh kedua bola akan sama tetapi massanya berbeda dimana massa bola voli lebih besar daripada massa bola tenis sehingga momentum bola voli lebih besar daripada momentum bola tenis.
Diketahui:
mvoli = 260gr = 0,26kg
mtenis = 80gr = 0,08kg
vvoli= vvoli = 5m/s
Ditanyakan:
a. Momentum bola voli
b. Momentum bola tenis
Jawab:
a. Momentum bola voli
pvoli=mvolivvoli
pvoli=0,26kg.5m/s
pvoli=1,3kgm/s
a. Momentum bola voli
ptenis=mtenisvtenis
ptenis=0,08kg.5m/s
ptenis=0,04kgm/s
Hal ini dikarenakan momentum bola voli lebih besar daripada momentum bola tenis dimana bola voli mempunyai momentum sebesar 1,3kg m/s dan bola tenis memiliki momentum sebesar 0,4kg m/s.
Bola tenis bisa lebih sakit jika dijatuhkan dengan cara bola tenis harus dijatuhkan pada ketinggian yang lebih tinggi dari bola voli yang mengakibatkan kecepatannya jauh lebih besar sehingga momentumnya lebih besar daripada bola voli.